PILIHAN TEPAT DI SAAT KRISIS

BEBAS UANG GEDUNG

Rabu, 01 Juli 2009

Dalam penerapan metode belajar aktif yang benar, siswa dan guru sama-sama aktifnya.

Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik. Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Dulu saya pernah mendengar sebuah lelucon mengenai metode belajar aktif di sekolah dasar. Saya tidak ingat detailnya tetapi yang saya ingat dengan baik adalah dalam metode belajar aktif yang terjadi adalah guru bermalas-malasan, sedangkan yang aktif justru muridnya. Murid diminta untuk mencatat, menyalin dan dibebani banyak sekali pekerjaan rumah. Dengan demikian ada kesalahan dalam menerjemahkan pendekatan pembelajaran. Tidak mungkin tercapai nuansa PAKEM apabila siswa dalam hal ini malah terbebani sedangkan guru juga tidak tentu arah dalam melaksanakan dan merencanakan pembelajaran dikelas.

Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang penting.

Guru sebagai pihak yang;

  • merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas.
  • membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
  • membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
  • Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang
  • Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
  • Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa (penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek
  • Membuat portfolio pekerjaan siswa.

Siswa menjadi pihak yang;

  • menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
  • melakukan riset sederhana
  • mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
  • memecahkan masalah (problem solving),
  • belajar mengatur waktu dengan baik,
  • melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
  • mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
  • Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke lapangan, mendengarkan guest speaker)
  • Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok

Diambil dari
http://gurukreatif.wordpress.com/2008/01/08/dalam-penerapan-metode-belajar-aktif-yang-benar-siswa-dan-guru-sama-sama-aktifnya/

Minggu, 07 Juni 2009

Komitment kami

Akademi Kebidanan Prima Indonesia memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mengikuti perkuliahan dengan mudah, tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas standart perkuliahan yang telah ditetapkan.
Dosen-dosen memberikan bimbingan sepenuh hati. Siap membantu mahasiswa dalam memahami berbagai permasalahan dengan baik.

Jumat, 05 Juni 2009

BE A PLAYER

Kevin dan Jackie Freyberg dalam bukunya yg baru: " Boom: Introduction to Seven Choices for Blowing the Doors of -Business As usual" membahas bagaimana setiap orang bisa aktif berperan merubah wajah organisasi. Setiap diri kita mempunyai kebebasan untuk menentukan arah bagaimana hidup kita dilakukan, dalam pengantarnya disebutkan sebagai berikut:

Kebebasan untuk memilih arah adalah ciri dan kekuatan penting yang dimiliki seseorang dalam hidup ini. Untuk dapat membentuk pribadi yang baik, seseorang harus dapat menunjukkan dirinya, Kesuksesan yang dicapai dan pengaruhnya yang dibuat terhadap lingkungan. Seseorang adalah hasil dari pilihan yang dibuat atas kondisi yang ada, yang sebenarnya bukan datang begitu saja. Macam-macam pilihan kamu akan menentukan apakah kamu menjadi seseorang yang sungguh-sungguh sangat dibutuhkan atau orang yang tidak di butuhkan oleh lingkunganmu.”

Ada tujuh pilihan agar kita menjadi bagian yang PENTING dalam
organisasi, bagaimana Setiap Orang Bisa Membuat Perubahan, yaitu:

1. Be a Player

2. Bertanggungjawab

3. Memilih melayani diatas kepentingan pribadi

4. Berfokus untuk terus maju

5. Bekerja dengan genius

6. Mendapatkan dengan berusaha

7.Mengambillah resiko lebih besar untuk memperoleh lebih baik

Pada Pilihan Pertama -Be A Player- kita diminta untuk berbuat sesuai
dengan kodrat kita sebagai manusia, mahluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan di dunia. Namun kita sering TIDAK menjadi Player seperti yang diinginkan Sang Pencipta tetapi menjadi seolah-olah tak berguna dan tak berdaya apa-apa di dunia. Seorang Player akan menjadikan dirinya mempunyai ADDED VALUES bagi lingkungan organisasi dan masyarakatnya.

Ciri Pertama Seorang Player adalah Real Competitive.

Seorang Player akan masuk ke organisasi dengan semangat yg berapi-api,
penuh vitalitas, dan bersemangat untuk menang, “ A Warrior Spirit”. Dia akan bekerja keras dengan kedua tangannnya sendiri, ikut turun berkubang lumpur untuk menyelesaikan masalahnya, mempertaruhkan semua bahkan kadang kehilangan jiwanya dalam perjuangan tersebut. Dia menjadi hidup dan menjadi sumber semangat bagi semua yang ada di lingkungan kerjanya, bahkan menjadi Inspirasi bagi dunia.

Ciri kedua dari seorang Player adalah Menjadi Perumus atau Menjadi Asal Muasal Kegiatan,

Bukan mereka yang pasif dan hanya terkena Akibat dari kegiatan yang ada. Dia mempunyai batasan sendiri yang terkadang sangat jauh dan belum dipikirkan orang lain, dan sangat Disiplin dalam menjalankan kegiatan seperti aturan yang dibuatnya.

Ciri Ketiga seorang Player adalah Focus Pada Area Yang Bisa Dikontrol

Olehnya, mereka tak akan berfikir jauh dan rumit untuk mempengaruhi bagaimana perilaku konsumen, tetapi bekerja keras untuk meningkatkan layanan agar sesuai dengan keinginan konsumen yang telah dipelajarinya. Mereka menjadi “Tought Leader” dalam Unitnya masing-masing, sumber inspirasi pemikiran apa yang akan mereka kerjakan. Organisasi yang mampu menekankan Focus pada area yang mereka kuasai, umumnya akan menjadi Magnet bagi SDM yang tangguh yang ingin belajar bagaimana mereka bisa menguasai masalah, step by step.

Tanyakan hal ini pada diri anda sendiri:” Berapa lama waktu yang kita gunakan untuk memikirkan hal hal yang menganggu pikiran kita? Berapa lama waktu yg kita sediakan agar tantangan itu bisa dipecahkan atau bisa kita hindari sebelumnya?

Ciri Keempat dari seorang Player adalah “Ownership Mentality”, bagaimana agar kontrol masalah ada di tangannya. Semua orang mengeluhkan tentang Training Kompetensi SDM atau Keuangan dll,

Seorang Player akan berfikir untuk apa kompetensi yang dibutuhkan oleh organisasi, dan lalu melihat training apa saja yang ditawarkan organisasinya dan training apa saja yang berada diluar, lalu dia akan membuat program bagi dirinya dan orang-orang yang ada disekitarnya.

Contoh lain, Dari pada kita selalu mengeluhkan kenapa Unit Lain selalalu menjaga jarak dengan Unit kita, padahal keduanya harus bekerjasama, Player akan mencari cara melakukan kordinasi kegiatan kedua unit bersama untuk mencari pemecahan masalah bagi kedua unit tsb.

Ciri terakhir dari seorang Player adalah “Play BIG, Not Small”. Ketika seorang merasa tak berdaya dan menyerahkan tanggung jawab masalahnya pada lingkungan, atasan, atau keluarga mereka yg berengsek, sebenarnya dia sedang “Play Small”. Pada saat itu kita menjadi Tidak Berdaya, kecil, dan tidak mempunyai apa-apa.

Kalau kita melihat dalam diri kita dalam dalam, pasti kita mempunyai banyak kemenangan kemenangan kecil dalam hidup yang patut kita banggakan dan syukuri. Pada saat kemenangan itu terjadi, perhatikan keputusan dan tindakan yang kita buat, saat itu kita “Bermain Besar dan Cantik’ dan tidak “Play Small” sehingga kemenangan itu terjadi.

Ketika keyakinan kita mengatakan bahwa kita MAMPU, dan percaya bahwa yang Seseorang Bisa Membuat Perubahan Besar di Dunia, maka secara alamiah tindakan dan langkah langkah kita akan dibantu oleh alam semesta untuk mencapai kemenangan yang kita bayangkan. Karena dalam setiap diri manusia terdapat Image Allah di dunia, kita adalah mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah SWT di dunia.

Tak ada yang menyangka Obama akan menjadi Presiden Kulit Hitam Amerika yang pertama di dunia, tak ada yang meramalkan bahwa Sukarno dan Hatta berani memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di tahun 45. Lihat begitu banyak contoh disekeliling kita yang menunjukkan, bahwa Satu orang atau beberapa orang, dengan keyakinan kuat dan tekad yang besar, bahwa mereka akan mampu merubah dunia. Hanya 4 orang yang membuat Internet, hanya seorang yang mengkhayalkan Microsoft atau Google.

Pertanyaannya, apakah anda akan mengeluarkan bakat dan pemberian Tuhan yang ada dalam diri kita dengan “Play BIG”, ataukah kita lari dari tanggung jawab dan menyerahkan keputusan pada orang lain atau “Play Small”

Mampukah kita menjadi seorang Player dalam organisasi dan lingkungan kita?